Selasa, 25 Februari 2014

Chapter 11 : Interactive Language Teaching 1: Initiating Interaction

Baik teman-temin, Kali ini saya akan sedikit berkisah tentang yang baru saya baca. ^_^

Dimulai dari memasuki kelas baru, apa yang akan dilalukan untuk memulai interaksi? Sebagai orang baru, seorang guru tidak seharusnya langsung memberi materi dan menjelaskan panjang lebar terhadap siswanya; itu tidak interaktif. Oleh sebab itu, di kelas pertama, guru atau dosen kita hanya akan mengobrol tentang silabus atau hanya perkenalan saja, dengan harapan akan terjalin komunikasi yang lebih baik antara guru dan siswa sehingga akan tercipta interaksi di pertemuan selanjutnya.

Nah, Interaksi itu sendiri adalah pertukaran pikiran, perasaan, ide-ide yang colaboratif antara dua orang atau lebih. Ada pun yang disebut prinsip-prinsip interaktif adalah sebagai berikut:
  1.  Automaticity; prinsip ini menyatakan bahwa dalam menangkap atau mencerna bahasa, otak itu bekerja secara otomatis atau spontan, misalnya pada level anak-anak SD, sehingga tidak perlu ada penjelasan teoritis atau detail dari bahasa yang di ajarkan.
  2. Intrinsik motivation; Prinsip ini menyatakan bahwa dalam proses belajar itu diperlukan motivasi yang datang dari diri sendiri agar pembelajarannya berjalan baik.
  3. Strategic investment; Prinsip ini menyatakan bahwa diperlukan sebuah pola piker bahwa setiap pelajaran yang didapat itu adalah sebuah investasi untuk mempelajari atau mengembangkan pelajaran yang lain.
  4. Risk-taking; Prinsip ini menyatakan bahwa diperlukan keberanian untuk mengambil resiko salah dalam proses belajar, sehingga tidak perlu menunggu intruksi atau jawaban benar dulu untuk belajar.
  5. The language culture connection; Prinsip ini menyatakan bahwa kebudayaan itu berpengaruh terhadap pembicaraan seperti halnya dalam penulisan, budaya berpengaruh dalam menciptakan nuansa tertentu.
  6. Interlanguage; Prinsip ini menyatakan bahwa dalam mempelajari bahasa asing pasti ada kesalahan-kesalahan, dan yang diperlukan adalah feedback dari pengajar.
  7. Communicative competence; Prinsip ini menyatakan bahwa untuk menciptakan interaksi yang baik diperlukan keselarasan antara elemen komunikasi yang satu dengan yang lain.

Selanjutnya, peran pengajar dalam pembelajaran yang interaktif itu tidak hanya satu. Pengajar dapat menjadi peran apapun sesuai dengan kebutuhan pembelajarannya; bisa menjadi orang tua, teman, atau konsultan siswanya, atau lain-lain. Yang harus diperhatikan adalah pengajar harus pintar-pintar membangun atmosfir yang interaktif, mengevaluasi siswa dan menanggapi up-down mereka agar mereka tetap ada dalam mood yang baik.

Dalam hal menciptakan interaksi yang baik, pengajar dapat menggunakan strategi bertanya; jangan sampai kelas didominasi oleh pengajar saja; berikan siswa waktu untuk bicara dan mengeluarkan pendapatnya. Pengajar bisa memulai dengan menanyakan hal-hal yang menjadi minat siswa atau hal-hal yang menarik siswa untuk bicara tanpa harus berpikir akan resiko takut salah, lalu pengajar dapat memberikan kesempatan pada siswanya untuk saling bertukar pendapat satu-sama lain. Jika siswa sudah mulai dapat berinteraksi, pengajar bisa mengarahkan pembicaraan mereka dengan memerhatikan bahasa dan pembahasan yang mereka sedang bicarakan, selanjutnya pengajar bisa memberikan informasi tentang apa yang seharusnya mereka lakukan. Dengan demikian, pengajar akan memberikan siswa kesempatan untuk menemukan sendiri apa yang mereka butuhkan dari apa yang mereka katakana dan dengar sendiri.

Namun, hati-hati dengan pertanyaan yang akan diajukan pada siswa. Dalam hal ini pengajar harus peka akan situasi dan kondisi siswa.

  • Hindari pertanyaan yang akan membuat mereka tersinggung alias “Pundung”; seperti memberikan pertanyaan yang menyudutkan salah satu pihak.
  • Hindari pertanyaan yang abstrak atau membingungkan, misalnya “Apa kalian sangat lebih mengerti atau kurang akan apa yang harus lakukan?”
  • Hindari pertanyaan yang bertele-tele
  • Hindari pertanyaan yang akan menyulitkan siswa karena ingin anda jawab sendiri
  • Hindari pertanyaan acak yang akan membuat pikiran siswa kacau


Selebihnya, masih banyak lagi hal yang bisa dilakukan untuk memulai pembelajaran yang interaktif, misalnya dengan cara membuat grup-grup kecil dalam proses belajar, tinggal pintar-pintarnya pengajar mengatur waktu dan mood siswa, sehingga siswa dapat selalu ada dalam kondisi ON FIRE ^_^.

Teaching by principles Chap. 11


0 komentar:

Posting Komentar