Relational processes: processes of being
Jika material proses itu berkaitan dengan proses melakukan sesuatu “doing” dan mental proses tentang merasakan “sensing”, proses relational ini berkaitan dengan “being” dimana proses dari clausanya itu menjelaskan sesuatu itu apa, seperti apa atau siapa atau bagaimana misalnya Adri is wise. Dalam clausa Adri is wise , maksud utama dari clausanya adalah “Adri” itu gimana? Adri itu “wise”
Secara garis besar, relational process ini dibagi kedalam beberapa bagian yaitu:
1. Intensive x adalah a
2. Circumtantial x berada di a
3. Possessive x mempunyai a
Masing-masing dari ketiga bagian tersebut juga dibagi menjadi dua mode yaitu:
a. Attributive a adalah atribut dari x
b. Identifying a adalah identitas dari x
Sehingga secara umum, relational process ini dapat diklasifikasika menjadi berikut:
1. Intensive
a. Attributive
b. Identifying
2. Possessive
a. Attributive
i. Kepemilikan sebagai Partisipan
ii. Kepemilikan sebagai Proses
b. Identifying
i. Kepemilikan sebagai partispan
ii. Kepemilikan sebagai proses
3. Circumstantial
a. Attributive
i. Keterangan (circumstance) sebagai Atribut
ii. Keterangan sebagai Proses
b. Identfing
i. Keterangan sebagai Partisipan
ii. Keterangan sebagai Proses
Mungkin pengklasifikasian proses ini tampak rumit dan memusingkan, tapi tenang saja. Kita akan mempelajarinya perlahan-lahan. Apa yang ada dipengklasifikasian ini tidak harus dimengerti saat ini. Untuk saat ini, itu hanya untuk sekedar tahu dan yang kita pelajari sekarang hanya sampai bagaimana kita tahu mana yang temasuk attributive dan mana yang bukan.
Sebelum kita beranjak kepada intensive, possessive dan circumstantial, kita akan sedikit berkenalan lebih dekat dengan dulu dengan istilah –istilah yang ada dalam identifying dan attributive. ^_^
1. Identifying
Dalam proses ini, terdapat istilah identifier dan identified. Identifier adalah partisipan yang mengidentifiksi (menjelaskan) partisipan yang lain, sedangkan partisipan yang diidentifiksi (dijelaskan) disebut identified. Misalnya,
Tom is the leader
Dalam clausa tersebut, TOM adalah partisipan yang dijelaskan oleh THE LEADER maka TOM adalah identified, dan THE LEADER adalah identifier.
Tom is the leader
Identified Identifier
Sebenarnya, setiap subjek clausa biasanya identified, jarang ada identifier muncul sebagai subjek sebuah clausa, kecuali ketika identifier tersebut menjadi subjek dari sebuah pertanyaan, maksudnya seperti contoh berikut:
Which is me? The ugly one is you
Identified Identifier Identifier Identified
Alasan mengapa The ugly one (subjek) menjadi identifier adalah karena dalam pertanyaan Which is me? ( which one depict me?) yang menjadi subjek atau topic pembicaraan pertanyaannya adalah “Which” yang dalam clausa The ugly one is you , jawaban dari which adalah The ugly one yang sebenarnya menjelaskan “you”. Dalam kasus seperti inilah identifier menjadi subjek clausa.
Selain identified dan identifier, ada pula TOKEN dan VALUE.
TOKEN adalah partisipan yang menjadi “bernilai” karena partisipan yang lain dan partisipan yang membuat partisipan lain “bernilai” adalah VALUE.
Misalnya:
Tom is the leader
Rihanna is the singer
Dalam clausa pertama, Tom is the leader mana yang menjadi “nilai” atau “poin penting”? dalam clausa ini kita tidak tahu Tom siapa tanpa ada the leader, bukan? Maka dalam clausa ini yang menjadi poin penting yang membuat partisipan lain menjadi bernilai (VALUE) adalah the leader sedangkan Tom adalah partisipan yang menjad bernilai karena partisipan lain (TOKEN).
Sekarang kita lihat clausa kedua, Rihanna is the singer, mana yang menjadi “nilai” atau “poin penting”? dalam clausa ini kita sudah mengetahui bagaimana kualitas dan siapa Rihanna tanpa ada the singer, bukan? Rihanna disini menjadi lebih penting dan bernilai dari pada the singer. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa Rihanna adalah VALUE dan the singer adalah TOKEN.
Sebagai tambahan, biasanya subjek dari kalimat aktif adalah token sedangkan subjek dari kalimat pasif adalah Value.
2. Attributive
Dalam bahasan Atributive, kita akan bermain dengan ATTRIBUTE and CARRIER. Carier adalah partisipan yang berada dalam atau bagian dari sebuah “kelas” tertentu dan partisipan yang menjadi kelas yang dimasuki partisipan lain adalah attribute. Dalam hal ini, attribute tidak memberikan definisi khusus tentang carier, attribute hanya menunjukkan di kelas mana carier itu berada. Misalnya:
Adri is beautiful
Dalam clausa tersebut, Adri hanya bagian dari kelas “beautiful” yang tidak memiliki spesialisasi tertentu yang berarti bahwa masih ada orang yang “beautiful” lain yang ada dalam kelas tersebut. Berbeda dengan:
Adri is the most beautiful one
Dalam clausa tersebut, Adri memiliki spesifikasi khusus yaitu “the most beautiful one” dimana “the most beautiful one” hanya berlaku untuk satu orang, maka dalam hal ini Adri bukan lagi bagian dari kelas “the most beautiful one” melainkan Adri adalah “the most beautiful one” itu sendiri yang berarti “the most beautiful one” itu bukan attribute dari Adri tapi identitas dari Adri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa clausa Adri is the most beautiful one bukan lah clausa attributive melainkan identifying.
Setelah kita mengenal attributive dan identifying, kita akan berkenalan dengan proses intensive, possessive dan circumstantial.
1. Intensive
Dalam proses ini, hubungan antar partisipannya adalah “kesamaan”, anggap saja ada partisipan A dan B, nah dalam proses ini hubungan antara A dan B itu “A adalah B”.
Contoh:
Tom is the leader
A process intensive B
I am wise
A process intensive B
Sekarang coba kita balik kedua contoh diatas, apakah bisa atau tidak.
The leader is Tom
B process intensive A
Wise is me
B process intensive A
Coba kita bahas satu-satu, clausa pertama, The leader is Tom apakah bisa dipahami? Bisa diterima tidak maksudnya? Jawabannya adalah “bisa”, bukan? Sekarang kita beralih ke clausa kedua, Wise is me apakah bisa dipahami? Bisa diterima tidak maksudnya? Jawabannya adalah “tidak”, bukan?
Nah, untuk clausa pertama, itulah yang dimaksud dengan identifying dalam proses intensive, yakni ketika B memberikan penegasan atau definisi tentang identitas A. Salah satu cara untuk menganalisisnya yaitu dengan cara membolak balik clausa seperti tadi,
Tom is the leader > The leader is Tom
Sedangkan clausa kedua, itulah yang dimaksud attributive dalam proses intensive, yakni ketika B hanya menjadi atribut dari A saja tanpa memberikan definisi khusus. Salah satu cirinya yaitu ketika clausa dibalik, clausa tersebut akan tidak berterima alias “rancu”,
I am wise > Wise is me
2. Possessive
Proses ini adalah proses yang berkaitan dengan “kepemilikan”. Ada tiga istilah untuk proses ini, yaitu
Possessor : pemilik
Possessed : yang dimiliki
Possession: kepemilikan
Misalnya : I have a son
Possessor Possession Possessed
Sama seperti intensive, possessive juga dibagi menjadi attributive dan identifying.
Pssessive Attributive
Dalam bahasan ini, ada clausa yang partisipantnya adalah possession yakni sama-sama barang atau sesuatu yang menunjukkan kepemilikan possessor (possession as participant), dan ada juga yang possessionnya adalah proses dari clausa tersebut (possession as process) contohnya clausa yang memakai “have, has, had, dan belongs to” karena kata-kata tersebut tidak bisa berteriman jika dipasifkan,
Kita ingat saja bahwa clausa attributive itu tidak bisa di bolak-balik (irreversible). Perlu diketahui bahwa “dibolak – balik” ini juga termasuk dengan cara “dipasifkan”.
Contoh :
Possession as partisipan
The Piano is Peter’s
Possession Proses Possession
Carier Attribute
Sebenarnya clausa seperti ini bisa saja termasuk identifying tergantung dari mana kita menganalisis. Untuk bahasan ini The piano diartikan bagian dari barang-barang yang dimiliki oleh peter, bukan sebagai pengidentikasi peter’s, jadi The piano adalah carier dan Peter’s adalah attributenya.
Contoh:
I have a son
Possessor Possession Possessed
Carier process Atribute
Clausa tersebut akan tidak berterima jika di balik atau dipasifkan menjadi a son is had by me walaupun secara gramatikal benar.
Possessive Identifying
Untuk identifying, ada clausa yang partisipantnya adalah possession yakni sama-sama barang atau sesuatu yang menunjukkan kepemilikan possessor (possession as participant), dan ada juga yang possessionnya adalah proses dari clausa tersebut (possession as process), misalnya clausa yang menggunakan own, deserve, receive, get, acquire atau kata-kata lain yang memiliki makna memiliki.
Contoh
Possession as participant:
Peter’s is The piano
Possession Proses Possession
Identified/Value Identifier/Token
The Piano is Peter’s
Possession Proses Possession
Identified/token Identifier/Value
Untuk kasus ini The piano diartikan sebagai pengidentifikasi dari Peter’s. Oleh sebab itu, clausa seperti ini bergantung pada dari mana kita mengartikan.
Possession as process:
Peter owns The piano
Possessor Possession Possessed
Identified/Token Identifier/Value
The Piano is owned by Peter
Possessed Possession Possessor
Identified/Value Identifier/Token
3 komentar:
thanks
terima kasih
Posting Komentar